Pagi itu
saya sudah menyiapkan satu backpack yang berisi perlengkapan kemping, meski itu
hanya kantung tidur dan jaket. Untuk jaket saya bawa jaket double layer, walau
ga digunakan tapi persiapan untuk dibawa siapa tau dingin sekali. Selain itu saya bawa celana ganti 1.
Selebihnya untuk logistik, karena di tempat yang akan dikunjungi masih terdapat
warung, jadi saya tidak membawa peralatan masak. Hanya satu buah cangkir untuk join kopi sama temen-temen dari tenda ke tenda di sana.
Ini adalah
kali kedua saya ikut acara yang diselenggarakan oleh temen-temen dari komunitas
pecinta alam warna-warni atau KPAWW. Sebelumnya saya ikut acara pertama di
gunung bunder, sama seperti acara kali ini yaitu diklat ceria tentang kegiatan
luar ruang.
Dari
informasi 'kak' Rudy peserta kali ini cukup banyak, seru sepertinya dengan peserta lebih
dari 60 orang ini yang siap bertukar cerita. Kami dibagi beberapa kelompok
untuk pemberangkatan, kalau dulu kami menggunakan truk TNI, kali ini angkot
kecil hijau yang merintih ketika di tanjakan sebagai pilihan. Angkot yang suka
sangar di jalan raya Bogor ini, nantinya akan terdengar merintih ketika melalui
tanjakan yang sebenarnya belum seberapa menuju sukamantri ini.
Dalam angkot
saya lebih memilih diam, sambil berkenalan dengan teman-teman baru yang saya
hanya ingat dua orang nama dari beberapa yang saya kenal. Dalam angkot tersebut
sebelum berangkat ada 2 orang yang saya cukup kenal. Ian dan Rini, mereka datang bersama satu
anak kecil, keponakan mereka. Karena potongan rambut saya baru, saya memilih
diam dan ternyata mereka juga ga sadar bahwa orang yang ada di ujung tempat
duduk adalah orang yang pernah mereka kenal. Moment yang lucu, karena saya
sering sengaja diem dengan penampilan rambut yang baru. Banyak memang beberapa
teman yang tidak mengenali saya dengan potongan rambut ini. Kalau dulu orang
lebih kenal dengan Gugun yang gondrong, sekarang sudah berubah menjadi plontos.
Angkot sudah
mulai merintih perlahan setelah melewati portal dan kandang sapi. Di depan,
angkot yang lainnya juga terlihat sedang berhenti. Mungkin saja sudah ga kuat
merintih, jadinya lebih memilih berhenti.
Akhirnya
kami melanjutkan perjalanan dengan jalan kaki, ya lumayan karena kami mulai
jalan kaki dari 300 meter sebelum tugu kujang sampai ke bumi perkemahan.
Tenda demi tenda mulai terlihat didirikan, masing-masing mencari lokasi yang nyaman. Senang rasanya berada di lokasi ini lagi setelah sebelumnya punya kenangan pahit, tapi tidak dengan lokasi ini, melainkan gara-gara lokasi ini diserang negara api saya dan teman-teman terkena dampak yang meluluhkan ego dan psikis kami... hahaha lupakan!
Bersambung...
....."kita harus taat pada aturan untuk selamat. Kita naik gunung bukan untuk sesuatu yang kita tidak inginkan. Sudah banyak beberapa bulan belakangan 'pendaki gunung' yang akhirnya meninggal. Bahkan air kencingpun bisa menjadi alat survival, itu terjadi ketika di di Gunung Ciremai......"
-manajemen perjalanan itu penting, sepenting nyawamu!
====================
credit to pic in this story:
tenan gun
BalasHapuskoe plontos toh?
bisa-bisa KDKL 2012 pada ga kenal.......
:) bosen jadi yang terkenal ro.
Hapus