Tidak ada yang terlewat, meski itu hanya sekelibat. Dia
datang, kemudian pergi. Pagi hari yang sangat cerah di selatan Jakarta,
aku sengaja ingin mengalami, menikmati tanpa harus melihat yutub untuk
gerhana matahari total yang terjadi di tahun ini, dari para peneliti sih
hanya terjadi di abad ini. Aku terbangun bersama istri paling manis di
semesta ini. Kami bersama melihat fenomena gerhana ini dari balik
kendela kamar.
Kecil memang terlihat matahari yang sangat jelas seperti
bulan sabit waktu kami melihatnya. Dari pantulan kaca jendela, gerhana
kami lihat tanpa kacamata, meski harus sedikit menyipitkan mata untuk
melihat jelas. Dari balik jendela kami menatapnya. Dari balik jendela
kami berdua menikmatinya, hanya kami berdua :). Serasa milik berdua,
kamar kami.
Udah, sepertinya hanya ingin menuliskan itu saja. Disela
Maret bulan penuh kasih sayang bagiku. Disela kesibukan jadual motret
dan juga suting, hanya ingin menuliskan itu. Itu sudah, bagaimana
denganmu? Semoga tidak hanya melihat gerhana dari layar yutub ya :).
Dari Balik Jendela |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Mari kita buat semua ini menyenangkan.