Kami sepakat untuk makan malam tahu campur hari itu. Yak, tahu campur, makanan yang berasal dari Jawa Timur ini bisa dibilang menjadi salah satu makanan favorit saya. Ceritanya makan malam ini untuk merayakan dipilihnya tulisan Lutfi sebagai salah satu yang terbaik dalam lomba penulisan catatan perjalanan di Asean Literary Festival yang ke 4 di Jakarta. Dia sangat bahagia mendapatkan namanya berada di poster pengumumannya. Apalagi para pemenang dengan tulisan terbaik akan dibukukan. Jadi malam itu kami merayakan dengan makan tahu campur.
Karena sudah terlalu sering makan tahu campur yang ada di Pejaten, kami berencana untuk mencoba nasi campur yang ada di Jalan Dr. Saharjo , Tebet - Jakarta Selatan. Kalian mungkin sudah terbiasa bergoyang lidah dengan tahu campur, potongan tahu yang beradu dengan kikil, tetelan sapi yang kemudian dilembutkan dengan gurihnya kuah kaldu yang meresap dalam, ditambah kressnya daun selada yang masih segar, dan pecahnya racikan petis spesial yang luber di rasa, maka nikmat mana yang bisa kau dustakan ketika lidahmu bergoyang dengan cita rasa makanan khas Jawa Timur ini.