Aroma obat masih menyengat ketika saya mendorong kereta dorong pasien di rumah sakit Sardjito, lorong-lorong rumah sakit seakan menjadi tempat tinggal sementara bagi saya dan ratusan bahkan ribuan pasien korban gempa 2006. Bersama seorang kawan saya habiskan sebulan menjadi volunteer di rumah sakit ini setelah gempa bumi Jogja 2006. Hari itu tepat tanggal 7 Juni 2006, hari yang sangat special bagi saya, karena saat itu pertama kalinya saya mendapat sebuah kue tart ijo dengan ucapan ulang tahun dan hadiah mungil berupa sandal kecil bertuliskan 2 nama sahabat saya.
Rumah kontrakan berwarna biru muda itu sebenarnya sudah tidak layak untuk saya dan 3 orang teman saya untuk ditempati. Atap sebagian sudah bolong, bagian tengahnya saat itu sudah benar-benar beratapkan langit karena genteng-gentengnya memilih jatuh saat gempa.
Setelah gempa saya sempat bingung, orang tua menyuruh pulang, sementara saya tidak bisa tinggal diam melihat Jogja yang membuat saya jatuh hati sedang beduka. Melihat warga-warganya yang selalu ramah memberikan senyuman sebelum berangkat kuliah, bahkan menawari sarapan. Terlebih lagi tetangga kontrakan yang rumahnya juga rusak memberikan saya makanan selama beberapa hari. Mendengar berita diradio bahwa rumah sakit Sardjito membutuhkan volunteer, maka saya langsung menghubungi koordinator volunteer apakah masih banyak dibutuhkan volunteer.
Hari-hari berikutnya saya selalu berada disana. Bersama orang-orang hebat yang merelakan tenaganya menjadi volunteer. Ada mas Totok yang ternyata seorang seniman lukis hebat atau temen-temen mahasiswa yang sama memilih tidak pulang ke rumah setelah gempa. Padahal orang tua kami sama-sama khawatir jika mendengar berita gempa susulan.
Motor pitung kecil 73 menjadi kendaraan saya menuju rumah sakit, dari kendaraan yang tidak bisa melaju cepat itu, saya menyaksikan puing-puing sisa gempa saat itu. Motor itu satu-satunya hiburan setelah gempa, meski sering menyusahkan.
7, Juni 2006. Waktu itu saya pulang cukup larut, jam malam sudah diberlakukan di beberapa tempat. apalagi tempat saya tinggal termasuk kode merah kalo kata warga, karena daerah ini rawan penjarahan. Ada saja orang yang memanfaatkan kesedihan orang untuk mencari keuntungan. Saat itu motor tidak bisa masuk gang, beberapa orang mendekat, beberapa dari mereka membawa senjata tajam, benar-benar terlihat jelas sebuah pedang. Mereka menanyakan siapa, mau apa. Saya menunjukan identitas kartu mahasiswa, bahkan kartu volunteer sardjito. Untung saja ada salah satu warga yang mengenali hingga akhirnya diijinkan masuk. Lega juga karena ada yang mengenali motor pitung saya.
Sampai rumah yang lain sudah pada istirahat di kamar brekele, karena kamar brekele yang masih utuh dan beres. Di kamar sebuah kotak ukuran besar berada ditengah. Brekele dengan senyum kurang ajarnya sempet mengejek. Itu kue ulang tahunmu. Dari siang mereka nungguin mau ngucapin selamat ulang tahun.
Saya membuka duluan amplop putih yang berisi ucapan selamat dan pesan agar memakai minyak wangi biar wangi kata mereka. Kemudian kue yang berwarna ijo itu bulet melingkar berlapis warna putih dan coklat. Ditambah semut yang sudah mencuri start duluan mencuri kue ulang tahun itu.
Saya saat itu merasa bersalah, bersalah entah karena apa. Apa maksudnya ini? Kue ijo ulang tahun penuh semut, amplop yang berisi ucapan ulang tahun. Yang pasti, saya seperti menjadi penipu. Saya bahagia campur sedih karena telah membuat 2 sahabat saya kecewa. Saya memberi pesan via hape, "terima kasih kue dan ucapannya, tapi ulang tahun saya sudah lewat, bukan hari ini, bukan 7 juni."
Sampai sekarang moment itu menjadi ejekan dan kenangan paling gokil ternyata bagi mereka. Menyiapkan sesuatu yang ternyata salah hari. Memang ini gara-gara saya juga yang entah kenapa mencintai angka 7 sedangkan nama saya Gugun Junaedi, kesimpulan unik dari tanggal 7 Juni. Junaedi memberik kesan saya lahir bulan Juni mungkin menurut mereka, ah sudahlah yang jelas saya sangat bahagia waktu itu, kenangan manis setelah menghabiskan waktu di rumah sakit kemudian pulang mendapat kejutan istimewa.
Kadang teman itu mengetahui lebih tentang diri kita sendiri. Dia bisa membuat, menciptakan, menyimpulkan untuk kenangan yang tak bisa dilupakan. Sahabat meski itu hal yang baik maupun buruk itu tetap menjadi cerita istimewa. Seperti kue ijo ulang taun penuh semut, itu akan menjadi kenangan selamanya bagi saya. Terima kasih buat Rofi dan Vita, seperti syair lagu untuk guru 'namamu akan selalu hidup dalam sanubariku' juga buat temen kontrakan Luqman, ari brekele, roni dan itok Estu, ekonomi sulit kita tetap usaha.
Ini memang bukan ekspresi ulang tahun, sekedar berbagi pengalaman bahwa memiliki teman itu menyenangkan. Hari apapun itu ulang tahun, tahun baru atau hari kelulusan. Tidak lengkap rasanya kalau tanpa teman yang menemani, nikmati harimu. Brand new day, karena kebersamaan yang membuat kita selalu tersenyum. Setiap hari.