Bandung, pagi itu lumayan cerah. Kami sampai sebelum pukul
8. Bertemu dengan seseorang yang menunggu di ciwalk (bukan citos square)
namanya ciwok yang lokasinya di cihampelas :) . Tujuan awal melakukan agreement dengan sesuatu. Kami sarapan bubur ayam, ada
juga yang sarapan lontong sayur. Selesai sarapan dan ketemu dengan orang yang
menunggu, kami langsung menuju ke titik point.
|
Team Ngangkang |
|
Team Ngangkang |
Tanpa mandi, tanpa pake minyak wangi. Eh Jawir sama Imet
pake minyak wangi, kalo kata Mpoy minyak wangi yang dipake ntu bikin nafsu. Aku
coba mencium dikit aroma, ternyata sama saja seperti minyak wangi yang lain...
wangi J
secara ga punya minyak wangi. Duduk santai, ngopi, ngerokok, mata ngantuk
karena di perjalanan ga bisa tidur nyenyak.
Kami berangkat ber-10. Mencoba mengingat dari kursi
belakang: jawir, Imet, Widya, aku. Kursi tengah ada: Adit, Wiwi, Andhin, Mpoy.
Kursi Depan ada Om Sukrib sekeluarga, 3 orang. Berangkat selepas subuh dari
Cibubur. Sayang um Joe ga bisa ikut, padahal dijamin seru. Tapi ya ga bisa
ninggalin acara(kawinannya mang Kisut dari Sioux)
Rencana demi rencana sesuai dengan rencana meski ada rencana
lain yang berubah. Kami bertemu dengan salah satu figur pendaki yang masih luar
biasa sampai saat ini. Dengan umur beliau yang lebih dari 2 kali umur sekarang
saya, terlihat masih begitu semangat dan yang pasti murah senyum dan tak
sungkan berbagi pengalaman yang luar biasa.
|
Cerita Cerita |
|
Berbagi cerita |
|
Ketemu dengan idola |
Rombongan kedatangan temen OANC, reza aka Leetechun. Kemudian,
pas makan siang datang mang Boughil dan istrinya yang sudah isi 2 bulan, siap jadi bapak mang Boughil. Semakin seru jalan-jalan di
Bandung. Gerimis, hujan tak menghentikan obrolan kami di depan toko. Ketambahan
kopi dan rokok yang menemani obrolan kami membuat semakin seru.
|
Imet, Widya, Reza aka Letechun, and 7 |
|
Mang Boughil dan Istri |
Di dalam toko, satu tim sedang berdiskusi masalah yang tak
terlalu jadi masalah, karena kami semua tau masalahnya, dan itu mungkin bukan
sebuah masalah, karena kami semua juga merupakan masalah. Tetapi semua masalah tak
ada yang perlu disalahkan, karena semua .....
Akhir yang tetap menyenangkan kami kembali ke Jakarta. Jawir
dan Imet menetap untuk mencari mangsa di Bandung. Perjalanan yang kami pikir
cukup melelahkan namun tetap menyenangkan berubah menjadi semakin menyenangkan
ketika truk mogok di km 95 tol cipularang. Menyenangkan jika semua dirasakan. Kami
kembali berdiskusi tentang acara, tentang plan, tentang semua pemberontakan,
tentang semua kebaikan yang nantinya semoga tercipta di Gathnas. Di Pinggir
tol, di pinggir jalan yang rata-rata orang memacu kendaraan lebih cepat dari
metromini yang ngebut.
|
Truk di KM 95 |
Tidak pernah ada masalah yang menyusahkan. Mogoknya truk
menjadikan kami tak resah ataupun gelisah, kami tetap tertawa dan kami tetap bersama.
Meski kami harus mengabaikan rencana di hari minggu tapi itu tak masalah J. Berjam-jam kami habiskan menunggu derek datang. Berjam-jam kembali kami menunggu truk dibedah seperti orang mau melahirkan di bengkel sampai sore menjelang, sepanjang menunggu truk dibedah oleh 4 orang m. Truk kembali beraksi
di jalanan di Minggu sore syahdu J
kembali menuju Jakarta dengan banyak cerita yang nanti bisa disampaikan
kembali.
Tim Ngangkang kembali ke dunianya masng-masing, ada yang
langsung bekerja, ada yang langsung tertidur, ada yang masih mencari soham, ada
yang membangun kastil. Let it go team. Let it go and let it be karena ga ada
yang gagal dalam tugas dan tak perlu pulang ngangkang rencana hari itu.
.......
masih bersambung........