Kukirimkan kabar sehari sebelum kedatanganmu.
Saya masih disini dengan segenggam pukulan yang pernah engkau hantam tepat. Dengan segala perasaan takut kutuliskan sebuah pesan agar engkau tak perlu datang ke tanah ini.
Engkau tak perlu berpusing menganggap surat-surat yang datang itu bukan sebagai ancaman. Aku menuliskan itu tidak dengan penuh dendam, melainkan kebencian seorang teman.
Saat engkau berdiri tepat dihadapanku, waktu itu seseorang memperhatikan melalui jendela kecil dibalik rumah tempat kita kecil dulu. Tangannya mendekap, hingga akhirnya saya tahu ketika perempuan dengan doa tiap malam untuk nama kita itu berharap tidak pernah ada kejadian saat hujan sore itu terulang kembali.
Jika saat ini aku masih bisa mengirim surat tanda kebencian, itu karena kasih yang pernah seseorang berikan untuk kita. kabar dua orang mungil yang sekarang menemanimu memberikan bahagia untuk seseorang di ujung usia ini.
Saya masih disini dengan segenggam pukulan yang pernah engkau hantam tepat. Dengan segala perasaan takut kutuliskan sebuah pesan agar engkau tak perlu datang ke tanah ini.
Engkau tak perlu berpusing menganggap surat-surat yang datang itu bukan sebagai ancaman. Aku menuliskan itu tidak dengan penuh dendam, melainkan kebencian seorang teman.
Saat engkau berdiri tepat dihadapanku, waktu itu seseorang memperhatikan melalui jendela kecil dibalik rumah tempat kita kecil dulu. Tangannya mendekap, hingga akhirnya saya tahu ketika perempuan dengan doa tiap malam untuk nama kita itu berharap tidak pernah ada kejadian saat hujan sore itu terulang kembali.
Jika saat ini aku masih bisa mengirim surat tanda kebencian, itu karena kasih yang pernah seseorang berikan untuk kita. kabar dua orang mungil yang sekarang menemanimu memberikan bahagia untuk seseorang di ujung usia ini.
Tweet
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Mari kita buat semua ini menyenangkan.