Sebuah lantunan Akulah Si Telaga membuka
malam itu dengan harapan beberapa lagu kemudian adalah musikalisasi yang ingin
selalu saya dengar dari AriReda. Lagu demi lagu, celotehan demi celotehan, dari
dua orang yang sama setelah 6 tahun berlalu dengan waktu yang berbeda tapi
suara dan musik dari mereka tak pernah berubah. Dalam segelas kopi, saya yang
kali ini ditemani istri tercinta menikmati kembali dua idola ini, AriReda. inilah cerita setelah 6 tahun yang lalu menikmati lantunannya, kenangan seakan
kembali lagi.
Penantian panjang akhirnya berakhir di
sebuah tempat tongkrongan menarik di Kemang timur, jakarta selatan. Coffee War
menjadi gig dua orang yang begitu saya sukai. Kami berdua datang sebelum petikan
mas Ari Malibu dimulai. Mencari tiap bangunan di jalan kemang timur untuk
menemukan CoffeWar dengan harapan mendapatkan tempat duduk di tengah.
Kami akhirnya menemukan coffee war yang sudah ramai
dengan pengunjungnya.
Tempat baru yang membuat nyaman begitu kami datang. Satu meja kosong masih
tersisa di halaman depan, mengarah ke samping panggung yang telah disiapkan. Kami
duduk setelah sebelumnya bertanya dengan seseorang yang sudah menempati duluan. pikiran pertama adalah, saya mungkin akan sangat terganggu dengan deru kendaraan di belakang.
Kami mengenalnya dengan nama mbak Deta.
Darinya kami mendapatkan informasi tentang tempat baru yang kami datangi ini.
"Itu yang punya, namanya Yogi. Yang pakai topi. Kalau mau pesen bisa
tinggal teriak, tapi belum ada makanan di sini, bisa beli diluar kok" mbak Deta, seorang dosen film yang baik hati, semoga bisa ketemu lagi :)
Darinya kami dapat informasi kalau di
tempat ini sering diadakan pertunjukan musik. Obrolan kami tentang band, musik
semakin seru setelah kedatangan pengunjung lain, seorang lelaki berkaos merah,
gondrong, menggunakan kacamata, dan saya lupa namanya. Yang jelas, kami semua
menunggu alunan suara mbak reda dengan petikan gitar mas ari di depan kami.
30 tahun bukan waktu yang singkat. Itu merupakan
waktu panjang dalam bermain musik dari kedua musisi ini. Berawal dari ingin lebih
mengenalkan sastra melalui bentuk seni yang lain. Arireda kemudian menyatu,
berharmoni menjadi duo yang akhirnya saya idolakan. Tentunya selama 30 tahun
itu semuanya tidak berjalan dengan mulus. Bersama orang-orang terbaik yang
selalu ada di sekeliling mereka, hingga membuat saya masih bisa menikmati, mendengarkan,
merasakan apa yang mereka ciptakan. Setelah enam tahun, bersama segelas
kopi, saya kembali terhipnotis oleh mereka. Dan, selalu dengan cara yang
sederhana tapi begitu penuh makna.
siapapun bisa tersihir oleh mereka, perpaduan sastra dan musik |
Lagu demi lagu saya nikmati. Beberapa
bagian tubuh saya tak bisa berhenti mengikuti setiap irama. Tubuhku bergoyang,
jariku bergoyang, dan hatiku sepertinya ikut bergoyang.setiap lagu dengan
prolognya sebelum dimainkan oleh mereka. Untuk teman- teman mereka, untuk yang
malam itu datang ke coffee war.
Saya
mendapati lirik lagu ini dengan cukup tegas ketika mereka membawakannya,
seluruh panca indera saya dengan sepakat menangkap ketika lirik ini muncul "Tuhan kenapa kita
bisa bahagia?" Seperti itulah perasaan saya yang juga dituliskan oleh pak
Gunawan Mohamad dalam puisi Dingin tak tercatat yang menjadi bagian di album baru
Arireda. Ya, saya berbahagia malam itu.
Segelas kopi yang berasal dari daerah yang
keren dari timur indonesia tinggal tersisa ampas. Gelas plastik yang beberapa
menit sebelumnya sangat berarti berubah menjadi asbak. Rasa asam masih melekat,
jauh dari flores, bajawa, semoga tangan cantik para petani tetap menciptakan rasa
seperti ini. Meski dalam gelas stereofoam, rasamu tetep ada. Terima kasih telah
menambah rasa di malam itu.
Baba beruang diajak beribadah kebudayaan melalui musik :) |
Kami bernyanyi bersama, berdoa bersama
dalam sebuah lagu. Sebuah tragedi di lumajang. Sebuah pesan dari Salim Kancil
ikut terbawa malam itu. Saya baru mendengar lagu itu, bahkan tidak pernah tau.
He is My Brother, begitu menghentak seperti kisah Salim menjadi korban agar yang lain
menjadi lebih baik. Amin.
Akhirnya malam itu kami mendapat bonus
perform dari Bonita dan mas adoy(kurang
lengkap husBandnya) yang bisa dilihat langsung dari
depan kami. Terima kasih malam itu. Untuk rasa bahagia dari setiap lagu yang seakan menjadi doa. ketika
kami harus pulang sebelum acara berakhir, sedikit lelah setelah melakukan
perjalanan panjang, tapi Tuhan selalu baik dengan memberikan imbalan yang nyata
malam itu. Semoga tidak perlu menunggu 6 tahun untuk bisa
menikmati musik mereka lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Mari kita buat semua ini menyenangkan.