Jumat, 29 April 2016

Behind the Scene Eagle documentary series: eps. Merajut Desa Harapan



Hujan turun sangat deras menemani perjalanan kami bertiga menuju gunung kidul, jogja. Saya, Lutfi dan Nasrul, hanya kami bertiga dengan setumpuk alat untuk suting eagle documentary series di Gunung Kidul. 11 jam waktu tempuh yang sangat cepat menuju Gunung Kidul setelah dikurangin makan dan sholat di beberapa tempat.

Perjalanan menyenangkan tanpa terasa
The Best driver partner, Mas Nasrul

Sampai gunung Kidul di dini hari yang sepi nan dingin. Kami dijemput oleh warga Bleberan untuk diantar ke penginapan di rumah warga.

Ini produksi pertama untuk metro tv bagi saya, seringnya untuk tv tetangga dan tetangganya lagi. Membuat program tv dokumenter bagi saya seperti sedang bermain, karena saya menyukai feature seperti ini. 

6 hari menjadi waktu yang sangat sedikit, tapi harus kami maksimalkan. Berikut ini foto kehebohan suting eagle documentary series episode Merajut Desa Harapan, yang bercerita tentang perjuangan masyarakat desa Bleberan dan Sri Getuk membuat desanya maju dengan wisata. Wisatanya wisata alam yang berasal dari air terjun. 

Sebelumnya project ini diberi title oleh sutradaranya istri cantik saya sendiri ehmm Lutfi, "Air Mata Kehidupan" karena semua perubahan di desa tersebut bermula dari air. Tapi setelah proses editing berganti title. Ditambah rusaknya hardisk menjelang penayangan, jadinya dengan waktu mepet untuk editing berhasil dijahit ulang oleh editornya salut untuk. Yang telah bekerja maksimal.

Best view, Sunrise di Nglanggeran, Gunung Kidul
Capture mbah pembuat tiwul terenak di Bleberan

Capture mata air. semua air terjun berasal dari mata air jernih ini

preview aerial footage dari om agung nih pilotnya

Sunrise timelapse

that its me
Vicky dari Klaten ikut gabung

Mas Nasrul bergaya nih

Agung fotonya ga madep kamera nih. pilot dronenya
spesial culinary from Gunung Kidul



taste of Gunung Kidul, hmmm

cemilannya gan

This is us

Kamis, 28 April 2016

Patah SatuTumbuh Seribu


Patah satu tumbuh seribu. Semoga ungkapan ini menjadi benar untuk saat ini. Pagi yang cerah di salah satu vila di cipanas. Masih dalam tahap latihan jadi expert pilot yuneex. Gunung GedePangrango dan gunung Salak terlihat dengan jelas dari tempatku berdiri menikmatinya. Tidak begitu dingin ternyata sekarang, meski berada di puncak cipanas. Masih pukul 6 pagi, di dalam vila sudah ramai crew video klip yang sedang mempersiapkan peralatan mereka. Mas tris sudah mulai make over artis video klipnya. Suara adukan gelas dari seduhan kopi dan the terdengar, membuat saya ingin meminta dibuatkan.

Saya menyiapkan alat baru dari kantor, sebuah RC quadqopter dengan kamera 4K yang sangat keren menurutku. Diberi tanggung jawab untuk bisa memakainya dan menjaganya maka saya harus sering terbiasa menggunakannya untuk tau seberapa canggih dan hebat serta tentu saja seberguna apa alat ini untuk kami. Latihan terbang sudah dilakukan beberapa kali, dan ini yang ketiga kali menerbangkan drone dari yuneeq q500. 

Pagi yang cerah membuatku bergegas menyiapkan satu box yang berisi drone ini. Setelah semua baling-baling terpasang dan dinyakakan mesin serta remote ternyata memory card belum terpasang. Belum terbiasa :). Wuuuuung wuuuuing si yuni begitu panggilan untuk drone ini sudah melesat vertikal ke atas. Ganteng sekali si yuni ini, hitam dan terlihat sangar. 

Masih dalam tahap belajar, selalu bermanuver standart.  Si yuni terbang selama 20 menit dengan 2 batre tentunya. Seneng rasanya bisa menerbangkan alat seperti ini. Hingga musibah itu terjadi.

Batre yang sudah dicharge aku pakai untuk latihan, awalnya aku akan mengambil gambar crew yang sedang bersiap shooting. Si yuni aku alihkan ke mode turtle, setelah dinyalakan dia terangkat rendah setinggi 80an senti. Kemudian dia tiba-tiba oleng dan prank dia menabrak tiang terus nyungsep ke tanaman. Kejadian itu dilihat oleh semua crew, kecuali tim make up yang didalam :). 

Baling-baling patah satu, yang lain tidak apa-apa dan untung saja body si yuni ga lecet sedikitpun. Semua begitu cepat sebenernya aku pengin ngerti apakah si drone ini mati otomatis atau aku matiin saat itu, karena lupa. Ga inget dah. Tau-tau udah langsung aku ambil aja dari tanah selepas crash.

Yak patah satu sebagai pembelajaran karena aku yakin bakal tumbuh seribu lagi.  Kalo ga gitu ga bakal bisa-bisa, begitu seloroh bosku. Thanks bos...


Di kantor beberapa hari kemudian saya cerita ke temen PA trans7 kalo baling-balingku patah satu. Dia malah tertawa, katanya dia sudah matahin tiga. Menjadi hal biasa bagi seorang pilot drone quad qopter mengalami hal seperti itu ternyata. Kamipun tertawa, semoga bisa menjadi lebih baik lagi tetap semangart! Patah satu yakinlah bakal tumbuh seribu!

looks cool hahahaha, that its me :)