Senin, 31 Januari 2011

Sandiasma


Mau sedikit berbagi pengalaman setelah mendapat ilmu baru dalam penulisan. Tulisan ini terinspirasi dari mas Goenawan Maryanto yang mau membalas setiap twitnya tentang Sandiasma.

Sandiasma dari namanya memang sudah berbau Jawa sekali. dari perbincangan yang singkat melalui twitter akhirnya saya tahu artinya bahwa Sandiasma merupakan salah satu tehnik (rumus kalo kami bilang di twiter) menulis yang ada di Sastra Jawa, caranya adalah menggunakan huruf depan sebagai awalan kalimat. Langsung saja ke contoh biar bisa tahu sedikit.

Contoh yang diambil menggunakan kata “1000 Burung Kertas” (perhatikan huruf pertama yang akhirnya membentuk 1000 burung kertas)

1000 cerita, kekasih
Berlompatan dari dadamu
Ubah hari yang kering
Rindu yang gering
Untuk kami yang tak pernah patah
Nafas barang sekejap
Gemetar hati kami
Karena cintamu yang tak habis
Elan dari langit
Rahasia yang tak mampu kami kuak
Tapi dengan sederhana
Abar kaubongkar
Satu persatu


Sebelumnya mas Gunawan Maryanto mengetahui 1000burungkertas merupakan kegiatan sosial yang sedang kami bangun, jadi isi yang ada menyesuaikan dengan arti dari 1000burungkertas itu.

Selain menggunakan huruf pertama, ternyata tehnik Sandiasma juga bisa menggunakan huruf terakhir atau huruf tengah kata. Dan juga masih menurut mas Goenawan Maryanto, setiap kata harus terjaga koherensinya. “kata tetap harus memiliki arti. sandiasma tak hanya di depan. itu yang paling sederhana.” begitu kata mas Cindil (panggilan akrabnya untuk seorang yang meraih Khatulistiwa Award 2010 untuk karya puisi). dan juga menurutnya Sandi Asma juga terdapat dalam sastra barat, jika ada yang tahu istilahnya boleh share disini :)

Biasanya sandiasma, akan mudah ditemui pada sastra jawa seperti yang terdapat dalam tembang-tembang jawa. Pencantuman sandi asma tersebut dapat ditemukan pada karya-karya atau tembang-tembang yaitu , Serat Jayeng Baya, Serat Wirid Sopanalaya, Sabda Pranawa, kalatidha dan Jaka Lodhang.

sayang karena literasi yang saya dapat belum cukup, jadi sampai sini dulu.Ssekedar ingin berbagi karena baru dapat ilmu baru yang sebenarnya sudah ada sejak dulu. Mumpung masih ingat. Terima kasih buat mas Gunawan Maryanto untuk ilmunya dini hari ini. sudah saya coba dan ternyata membutuhkan 15 menit pertama untuk membuat sandiasma pertama dari nama sendiri. Silahkan buat temen-temen yang mau mencoba menggunakan tehnik Sandiasma ini, bisa dicoba menggunakan nama sendiri atau nama teman seperti yang saya lakukan. Jika ada yang mau menambahkan saya sangat berterimakasih.

sumber: macapat

twiter mas Gunawan Maryanto : @gunawanmaryanto

jangan lupa follow 1000burungkertas juga

puisi 1000burungkertas juga dari mas Gunawan Maryanto, dan sudah di verifikasi olehnya.

Dapat tambahan dari Mas Ouda dan sangat membantu: bisa di lihat di link ini ‘acrostic’ istilah dalam sastra barat

Rabu, 26 Januari 2011

Bus, Pak Sopir, Penumpang & Canting

Seperti sebuah bus tua antar propinsi yang kadang harus berhenti lama untuk mengistirahatkan mesinnya karena melakukan perjalanan yang cukup jauh. Jalan panjang yang ditempuh, keluar masuk hutan, jalan yang penuh dengan tikungan, tanjakan, dan bahkan jalanan berlubang yang memaksa penumpang didalamnya berteriak. Begitu juga dengan Canting, sebuah komunitas yang terbentuk karena memiliki aktifitas yang sama, baik itu aktifitas dalam dunia maya maupun dunia nyata.

Canting seperti hanya sebuah bus yang penumpangnya entah berasal dari mana. Seorang sopir mengantarnya, sopir yang menjalankan kendaraan ini. Sopir tersebut adalah ‘kesenangan(baca: bersenang-senang)’ dalam situasi apapun. Terkadang ada juga kondektur yang ikut membantu sang sopir(baca; bersenang-senang) itu adalah; bersenda gurau, tertawa, sedih dan bergembira itu semua bagian dari kesenangan. Itulah kekompakan sopir dan kondektur yang membawa Canting.

Lalu apa yang membawa mereka, kendaraan itu, bus itu, apa yang dibawa pak Sopir? Bus itu adalah merupakan sebuah kebersamaan. Kebersamaan dalam bersenang-senang, kebersamaan dalam tertawa dan bahkan kebersamaan dalam melakukan hal gila. Kebersamaan itulah yang membawa canting seperti sekarang ini, menembus perjalanan yang memang belum cukup panjang. Tikungan tajam, jalanan berlubang belum begitu dirasa, namun sejauh perjalanan yang dibawa, Canting telah memberikan pengalaman yang cukup melewati batas kegilaan.

Lihatlah, penumpang dalam bus itu sangat beragam. Tidak perlu banyak dijelaskan disini, sepertinya teman-teman harus ikut naik bus ini agar bisa merasakan, melihat setiap kegilaan penumpang bus ini, mendengar apa yang mereka bisikan dan teriakan. Saya yakin, pengalaman tersebut akan memberi jawaban tentang keberagaman penumpang bus Canting ini. Jangan heran jika mendengar ketidakwajaran disini, apalagi melihat keganjilan bahkan hal absurd yang sering terjadi selama perjalanan ini.

Seorang penumpang bertanya, “mau kemana kalian ini?” penumpang yang lain saling berpandangan, tidak ada yang menjawab. Pak Sopir yang sedari tadi diam kemudian berujar. “Kami akan bersenang-senang.” Kondektur juga memberi penjelasan. “Kita akan bersenang-senang disini, bersama-sama melakukan apa yang kita senangi dengan senang hati.” “Kita senang bergembira, kita juga tidak melupakan yang lain.” Penumpang itu kembali bertanya. “Apa kalian selalu bersenang-senang.” Secara serempak seluruh penumpang berteriak “Ya, kami selalu bersenang-senang.”

“Kami senang berbagi kepada yang lain, kami senang melihat teman kami yang kesulitan bisa dibantu sebisa kami, kami senang berada dalam kondisi penuh ketegangan seperti ketika berada dibawah gunung Merapi yang sedang marah untuk memberi bantuan. Kami senang bermain di pantai, sambil menanam pohon bakau. lebih menyenangkan. Kami senang ke pinggiran kali dan berinteraksi dengan warga pinggiran disana. Dan kami selalu dengan senang hati melakukan apa yang memang ingin lakukan. Kami orang-orang yang pernah dianggap gila, kami orang yang tidak suka dengan kata-kata tidak mungkin. Dan kami bersenang-senang dengan perjalanan ini. Ini semua yang mempertemukan kami semua, Kesenangan dan Kebersamaan.”

Perjalanan masih sangat panjang teman. Tetap bersenang-senang, ekspresikan itu dengan kegilaan yang akan terus dilakukan, keabsurdan akan terus diciptakan. Bus ini akan terus berjalan mengantarkan harapan dan keceriaan.

Bus berhenti pada sebuah tempat peristirahatan. Pak sopir tersenyum kepada penumpangnya. “Tidak selamanya kita akan terus bersenang-senang, kita istirahat dulu, nanti kita pasti akan lanjutkan lagi.”

———————————————————————————————————————————–

Selamat menjelang ulangtahun temen-temen di Canting & petualangan tidak ada batasnya.

Jumat, 21 Januari 2011

Dalam Kegelisahan Seni Tradisi: Mengenang Mimi Rasinah

Saya berusaha membayangkan bagaimana perempuan ini ketika muda. Gemulai tiap gerakan tari yang ia tunjukan memberikan cipta artistik yang menawan kepada setiap orang yang mengapresiasinya. Mimi Rasinah, beliau sudah wafat. Telat bagi saya mengenalnya setelah maestro tari topeng ini wafat, membaca setiap tulisan yang menorehkan namanya seperti perlahan mendekatinya. memahami setiap kata yang memberikan nilai cipta karya eksotisme sebuah tarian dari seorang Mimi Rasinah.

Dibalik itu semua, saya sangat beruntung meski telat bisa mengetahui sang maestro ini. Dibalik cerita-cerita yang saya dapat tentang dirinya. Konyol memang orang seperti saya bisa tertarik dengan bentuk seni tradisi seperti tari topeng yang digunakan Mimi Rasinah dalam menyuarakan nilai kebudayaan.Beruntung saya bisa mengetahui salah satu orang hebat yang pernah ada di dunia seni tradisi.

Awal yang aneh untuk mengetahui sosok satu ini, berawal dari sebuah job seorang teman untuk membantu media publikasi acara peluncuran buku tentang seni tradisi saya bisa mengetahui sosok seperti Mimi Rasinah. Karena event yang dikerjakan berhubungan dengan seni tradisi, sayapun mencoba mencari informasi dari web tentang sejarah, keberadaan, saat ini tentang kondisi seni tradisi sekarang ini. Hingga akhirnya menemukan sosok yang ternyata menjadi Maestro dalam kesenian tari topeng.

Raut wajahnya menunjukan kerja kerasnya ketika muda, pandangannya meski tidak setajam masa mudanya saya merasakan sesuatu yang membuat saya merasa malu sebagai anak muda yang sama sekali tidak mengetahui tentang seni tradisi. dari foto-foto bahan desain saya melihat betapa ia sangat memberikan motivasi yang kuat kepada penerusnya.

Berbeda sekali dengan raut mukanya setelah menghembuskan nafas terakhirnya. Seperti orang-orang yang berada disana saat itu, 7 Agustus 2006 suasanaya akan begitu hening. Sang Maestro telah pergi, setiap orang tertunduk lesu diam, melihat orang yang sangat berjasa dalam kesenian tari topeng itu akhirnya telah tiada di usianya yang ke 80. Meninggalkan kenangan, ilmu yang telah ia baktikan kepada setiap orang tentang tari topeng dan kegelisahanya.Tubuh itu telah terbaring, tidak akan lagi terlihat gerak keindahan dari tubuhnya.Saya sendiri hanya diam menggerakan mouse pad membaca setiap kata yang menggambarkan karya artistik dari seorang Mimi Rasinah. Saat ini dia telah tiada, namun saya percaya semangatnya akan ada diantara generasi muda yang hampir terlupa dengan seni tradisinya sendiri.

Ini hanya ungkapan yang lahir dari rasa yang hampir kehilangan makna dari seni tradisi, meski saya tidak menjadi bagian dari seni tradisi yang selalu berakhir dengan diskusi-diskusi tiada akhir. Jika saya terus diberi kesempatan untuk mengapresiasi karya-karya artistik seni tradisi biarakan itu tetap ada, saya angkat penuh bangga bisa mengenal orang-orang seperti itu. Dalam kegelisahan kita harus terus menyuarakan seni tradisi.





Ngaturaken terimakasih untuk yang punya dokumentasi Mimi Rasinah yang saya pakai.

Rabu, 19 Januari 2011

Lagi Nglumba-nglumba

Habis cek hardisk, eh ternyata nemu koleksi film-film lama yang masih tersimpan dengan rapi. Salah satu film yang bikin mata kanan pegel berhasil ditonton lagi, dan mata tetep bisa pegel karena film ini. Sungguh drama Korea memang jagonya. 1 litre of tears, film ini sepertinya akan jadi legenda bagi penggemar drama Korea. Yang belum nonton wajib nonton film ini. Ada satu lagi rekomendasi kalo mau mata pegel, Moment ro Remember ini juga wajib ditonton.

Salah satu adegan di film 1 litre of tears ketika Aya jalan-jalan di aquarium melihat Ikan. Melihat lumba-lumba, itu salah satu beberapa pikiran yang harus terpenuhi sebelum umur 30. Melihatnya langsung tentunya. Mumpung belum bisa melihat saatnya meminta bantuan mbah Google yang bisa mengantarkan kemanapun kita pergi. Keyword pertama langsung diketik "lumba-lumba" jreeet begitu banyak muncul.

Seperti kutipan film ini "Just being alive is such a lovely and wonderful thing." mumpung kita masih bisa.

Mari nonton Lumba-lumba yang cerdas ini...kapan? Lovina atau Kiluan sama saja asal jangan parade sirkus di alun-alun.

Pikiran ini mengganggu

Saya ini sangat ingin sekali bawa lincak ke pinggiran pantai. Hanya duduk-duduk santai menikmati hembusan angin yang membawa kisah-kisah dari timur. Tidak perlu teman, karena temanku sudah ada disana sedari dulu. Menutup mata kemudian membayangkan terbang diantara burung laut kemudian menghampiri awan biru yang sepertinya bisa digapai dengan sangat mudah. Bergoyang diantara awan itu hingga hembusan angin kembali membawa ke dunia nyata.

Seolah dunia ini tidak ada yang memiliki, mereka yang berada diatasnya saling melayang tanpa sadar. Saya tak sanggup bersama mereka yang hanya diam, tak melakukan apa-apa, mengiringi kisah tragedi yang selalu muncul dalam koran pagi dan tayangan televisi.

Matahari sudah tenggelam di barat, saya masih duduk diatas lincak yang saya pinjam dari teman di pinggiran pantai yang saya tidak tahu namanya. Yang ada hanya hamparan pasir putih, langit biru bersama awan berarakan tadi secara perlahan berubah menjadi keemasan. Gradasi laut masih terasa, biru dan menjadi abu-abu. Venus telah nempak memanggil teman-teman bintang untuk membentuk gugusan bintang.

Hush ternyata mengkhayal itu menyenangkan. Sudah, pagi-pagi kok pengin ke pantai.

Jumat, 14 Januari 2011

Siapa Orang-orang Itu?

Yang namanya mengingat ternyata memang bukan pekerjaan mudah,apalagi itu menyangkut masa lalu. Barusan buka-buka file email yang ternyata masih menumpuk beberapa email yang ternyata cukup menarik untuk dibuka. Salah satu email tersebut awalnya saya kira cuma spam jualan atau apapun itu. Setelah dibuka email tersebut ternyata mampu membuat saya berhenti beraktifitas didepan komputer. Memikirkan, mengingat hal-hal yang ada dalam pertanyaan di email tersebut.

Kenangan yang lama saya artikan sebagai kenangan yang selalu dihati. Ternyata beberapa orang yang selalu ada buat kita itu sedikit. hanya mengingat 5 orang saja terasa begitu sulit. Nama 5 guru yg telah membantu dalam perjalanan sukses di sekolah, saya hampir lupa. Padahal mereka yang membuat saya mampu menulis seperti ini sekarang. Nama 5 teman yang membantu dalam waktu sulit, itu juga dan saya tidak genap mendapatkan 5 nama orang yang kalau dalam sinetron itu disebut sahabat. Saya mungkin lupa saat ini, tapi jika itu ada tak akan pernah terlupa. Dan masih ada 3 pertanyaan lainnya yang membuat berpikir sambil berkata "iya ya, ternyata?" masih sambil bertanya-tanya siapa aku tanpa mereka.

Saya lampirkan saja email itu, tidak tahu darimana awal email ini. tapi saya mendapatkan email ini dari seorang teman, Lutfi. Terimakasih ya kawan sudah berbagi.


Ini dia email tersebut:

Sebuah Filosofi dr Charles Schulz, penulis “Peanuts” comic strip.

Kita tidak perlu menjawab semua pertanyaan.., bacalah dan dapatkan pesan berharga.

1. Nama 5 org terkaya didunia
2. Nama 5 pemenang tropy
3. Nama 5 miss america terakhir
4. Nama 5 org pemenang nobel
5. Name 5 org pemenang Academy Award

Sulit mengingatnya kan..
Intinya adalah, tidak ada seorangpun dari kita yg masih mengingatnya.
Tepuk tangan telah sirna, penghargaan beralih.
Pencapaian telah dilupakan...

Ada kuis lain, lihatlah bagaimana anda mengerjakan yg ini :

1. Nama 5 guru yg telah membantu anda dalam perjalanan sukses anda disekolah
2. Nama 5 teman yang membantu anda dalam waktu sulit
3. Nama 5 org yg mengajarkan anda sesuatu yg berharga
4. Nama 5 org yg membuatmu merasa dihargai dan spesial.
5. Nama 5 org yg anda sangat menikmati waktu bersamanya.

Lebih mudah..?

Pelajarannya : orang2 yg membuat perbedaan didalam hidupmu bukanlah orang2 yg memenangkan penghargaan....,
Tapi mereka adalah orang2 yg peduli dan mengasihi anda dengan tulus...

Sehingga, hargailah setiap saat yg anda miliki bersama org2 tersebut...terutama keluarga.
Karena waktu selalu berjalan, dan kita tidak pernah tau apa yg akan terjadi ketika orang2 tersebut dipindahkan Tuhan dr sisi kita....

Kirimkan pada orang2 yg anda anggap berharga...yang anda sayangi anda cintai anda...terutama keluarga.sukses selalu ( AZ )



Rabu, 12 Januari 2011

Jogja 11.1.11

Jogja memang tidak pernah sepi dalam urusan agenda kegiatan kesenian. Banyak orang memanfaatkan moment 11.1.11 untuk membuat acara, salah satunya adalah konser Frau "simplement frau" yang diadakan di Lembaga Indonesia Perancis (LIP) dan juga pameran poster World Silent Day di Bentara Budaya Yogyakarta.

Dalam konser simplement frau, Frau membawakan komposisi yang belum pernah dipublikasikan. 9 lagu ia bawakan, 8 lagu baru dan satu buah lagu yang ada di album kompilasi Jogja Istimewa. Berbagi cerita melalui sebuah lagu, Frau membagi pengalamannya melalui lagu-lagu itu. satu lagu yang paling menarik adalah komposisi ke-2 'water' yang ia bawakan. ia menceritakan tentang sesorang yang pernah ia temui, bersenandung tentang perempuan bersama anaknya. Sayang konser tersebut tidak terlihat 'oskar' yang menjadi salah satu identitasnya selama ini. Sebagai gantinya sebuah grand piano mengiringinya dengan tata artistik lampion yang menggantung diatasnya. Semoga saja dia tidak melupakan 'oskar'.

panggung tanpa oskar

Setelah beranjak dari LIP acara kedua yang saya datangi adalah pameran poster World Silent day yang ada di Bentara Budaya. Diskusi di sana sudah dimulai, Ong Hari Wahyu sebagai pembicara -orang ini begitu banyak inspirasinya- membuat suasana diskusi menjadi lebih menyenangkan. Dalam pemaran tersebut juga ada sebuah buku menarik, do good design. Kata mbaknya yang jaga, sebagian dari penjualan buku itu akan disumbangkan ke Merapi, jadilah saya membeli satu buku yang memang setelah saya baca 7 halaman depannya memang sangat menarik. Peran seorang desainer agar bisa bermanfaat bagi lingkungan sekitarnya, seperti itulah isi buku merah itu. Ada ritual khusus yang diadakan setelah diskusi berlangsung, peserta masing-masing ikut menyalakan lilin sebagai dukungan World Silence Day kemudian memakai topeng untuk di foto bersama.

salah satu poster di World Silent Day
Dan, itulah penutup 11.1.11 bersama kura-kura cepat melesat di jalanan jogja, bersepeda tanpa keringat. Anehnya tepat di depan hotel Garuda Malioboro mp3 player pas sekali memutar lagu Yogyakartanya Kla Project, padahal tidak diatur karena saya lebih suka mengacak playlist lagu.

....Masih seperti dulu, tiap sudut menyapaku bersahabat, penuh selaksa makna. Terhanyut aku akan nostalgia..... Jogja 11.1.11

Rabu, 05 Januari 2011

Nyalakan (seni) Tradisimu!

Tahun 2008, muncul sebuah laporan setebal 600 hal., “Masa Depan Hari Ini”, mengungkap secara detail perjalanan dan lika-liku program revitalisi seni tradisi dan pertunjukan lokal di Indonesia. Beberapa temuan penting dari laporan

tersebut adalah betapa sulitnya melakukan revitalisasi seni tradisi dan pertunjukan lokal tanpa memperhatikan, menyertakan, atau bahkan menyiapkan konteks atau lingkungan pendukungnya, dan menjadikan anak muda sebagai ‘subjek’ dari pada sekedar ‘objek’ revitalisasi. Dengan kata lain, anak muda bukan hanya sebagai target untuk ‘diwarisi’ seni tradisi, tetapi sebagai subjek-pelaku yang punya keinginan, harapan, kreativitas, dan sikap terhadap seni tradisi dan lokal yang berbeda dengan generasi sebelumnya.

Pada tahun yang sama, Kampung Halaman, yang didukung oleh Ford Foundation, merespon catatan penting dari laporan tersebut dengan membuat program “Anak Muda dan Seni Tradisi”. Kampung Halaman bersama remaja di Dusun Tembi (Bantul, Yogyakarta), Desa Singgahan (Pulung, Ponorogo), Denpasar (Bali), Jatibarang (Indramayu) memproduksi sebuah video komunitas yang mengungkap kondisi kesenian tradisional dan lokal (termasuk adat) yang hidup di sekitar mereka, bagaimana pengalaman, suara, dan sikap mereka terhadap kesenian tradisional.


Satu tahun kemudian, 2009, munculah ide untuk mengintegrasikan hasil ‘Penelitian Revitalisi Seni Tradisi dan Pertunjukan Lokal di Indonesia’ dengan program ‘Anak Muda dan Seni Tradisi’ melalui satu program sosialisasi dan publikasi laporan,berupa: e-book, e-graphic novel book, dan video dokumenter kolaboratif yang menceritakan jalan dan konteks program ‘Anak Muda dan Seni Tradisi’ di Tembi (Yogyakarta), Singgahan (Ponorogo), dan Tambi (Indramayu).


Di awal tahun 2011, Kampung Halaman mengundang Anda pada acara NYALAKAN (seni) TRADISIMU!

PEMBUKAAN, 7 Januari 2011, pukul 15.00-18.00 WIB Halaman dan Lobby Societet, TBY, Yogyakarta. Jln. Sriwedani no. 01 PERFORMANCE ART, PAMERAN, VIDEO DOKUMENTER, CAFÉ GAUL, PELUNCURAN KOMIK dan E-BOOK, BAGI-BAGI 100 TIKET GRATIS PERTUNJUKAN “Pangeran Bintang dan Putri Embun” .

DISKUSI, 8 Januari 2011, pukul 15.00-18.00 WIB Ruang Perpustakaan Lama (sebelah Lobby Societet), TBY, Yogyakarta. Jln.
Sriwedani no. 01 bersama AFRIZAL MALNA (sastrawan dan kritikus seni pertunjukan) dan IFA ISFANSYAH (sutradara “Garuda di Dadaku”).

Kampung Halaman juga mengajak seluruh anak muda (SMU dan sederajat) menulis peristiwa NYALAKAN (seni) TRADISIMU! Pendapat, kesan, esai foto, …atau apapun!
Ayo, kirimkan tulisanmu! Ditunggu hingga tanggal 31 Januari 2011. Maks. 1000 kata, kirim ke: nyala_tradisi@yahoo.co.id (dua hadiah utama @ Rp.750.000,-).

Melalui peristiwa ini, diharapkan upaya dan proses menempatkan anak muda sebagai subjek revitalisasi seni tradisi dan menggenali seni tradisi melalui proses yang lebih partisipatoris dan menyenangkan bisa lebih dihayati oleh publik yang lebih luas. Upaya ini bukan upaya memuja-muja masa lalu, menangisi tradisi, tetapi upaya menyimpan dan memercikan semangat dari masa lalu dengan mengenali kondisi saat ini. Dengan kata lain: UPAYA MENYIMPAM API, BUKAN MEMUJA ABU.

via Kampung Halaman