Rabu, 20 Agustus 2014

Catatan dari Belitong #1: Menu Selamat Datang dari Mak Jana

"Kami dibawa ke sebuah warung yang katanya merupakan salah satu yang terbaik di Belitong."



Langit pagi begitu cerah ketika rombongan kami yang berjumlah tiga orang tiba di Banda Udara H.A.S. Hanandjoeddin, Belitong. Bersama kami beberapa rombongan anak-anak sma yang akan berwisata ke Belitong. Tugu Bandara yang bertuliskan nama daerah menjadi penuh sesak seketika itu. Setiap rombongan mengantri untuk bisa mengabadikan momen kedatangan mereka di Belitong dan menunjukan kepada teman bahwa mereka telah tiba dan akan menikmati Belitong.

Saya datang bersama produser sekaligus teman, mbak Nane dan Ade, dia membantu untuk mengambil gambar, orang yang serba bisa. Ini kedatangan pertama kami di negeri Laskar Pelangi ini. Mata masih sayup setelah semalaman menyiapkan plan, shoot list apa saja, kemana saja dan mau ngapain saja kami di Belitung. Meski, kami sudah menyiapkan script yang sudah kami buat sebelum kami berada di Belitung. Tujuan kami adalah untuk pengambilan gambar destinasi wisata di Belitong untuk traveloegue.com


Setelah melewati rombongan SMU yang sedang asik berfoto, saya mulai menuju loby bandara. Hanya beberapa bandara di Indonesia ini yangpernah saya datangi. Sesuatu yang baru didapatkan dibandara kecil ini. Beberapa orang menawarkan tumpangan, paket wisata, hotel, dan sesuatu yang saya tidak mengerti artinya. Semuanya terjadi di pintu keluar bandara ini. Belum cukup setiap orang yang menawarkanjasanya, hembusan rokok tiba-tiba menyembur dari arah belakang. Ternyata di dalam sini boleh merokok,hampir saja saya tergoda untuk ikut merokok. Tapi, godaan untuk mengambil tulisan pada sebuah banner yang menunjukan tulisan “selamat datang di negeri sejuta pelangi” lebih menarik.





Di Bandara kami sudah ditunggu oleh Bang Agus Pahlevi, seorang yang setelah seminggu bersamanya dan beberapa temannya baru tahu bahwa mereka ini orang-orang hebat dari tanah Belitong ini. Bang Agus mengelola sebuah agen perjalanan dengan nama belakangnya menjadi merk, Levi Tour.


Jalanan sepi kami lalui sepanjang bandara menuju kota Tanjung Pandan yang juga sepi. Tujuan pertama kami adalah sarapan. Kami dibawa ke sebuah warung yang katanya merupakan salah satu yang terbaik di Belitong. Mak Janah, begitu saya mengingat nama dan mencari siapa pemilik nama tersebut.

Senyumnya yang manis dari seorang ibu masih saya ingat sampai saya menulis ini dan tentunya rasa manis dari mie belitong yang berasal dari kedua tangannya yang juga saya dapatkan dari warung kecil milik Mak Jana. Saya beruntung bisa mengingat rasa dari semua itu. Di warung mak Janah kami dipaksa dan terpaksa untuk menghabiskan menu selamat datang dari bang Agus. Mie Belitong, Nasi Goreng, soto, Rendang, gorengan, kopi hitam, kopi susu, es jeruk kunci semua harus dirasakan dan dihabiskan.

Awal yang berat dengan perut memberat dari menu selamat datang di Belitong. Sepertinya menyiapkan lambung dengan baik dan penuh perencanaan adalah cara terbaik jika suatu hari bisa datang ke tempat ini lagi. Cerita dari warung mak Jana masih belum selesai, karena tempat ini menjadi tempat yang ternyata menjadi tempat favorit kami selama berada di Belitung.