Kamis, 29 Maret 2007

Review Berhadiah "Jakarta Undercover"

Dear friends,
Kita lagi ada program nih buat kamu yang udah nonton
film JAKARTA UNDERCOVER. Cukup buat review atas film
tersebut dan upload di personal blog kamu.

Ada 10 paket merchandise (T-shirt, exclusive poster
dan buku Jakarta Undercover #3) buat kamu yang
beruntung.

Konfirmasi bisa ke: velvetfilms@yahoo.com
from Velvet Film

Ok Selamat Berjuang
Salam 7.

Selasa, 27 Maret 2007

Edit Decision List (EDL)

Edit Decision List (EDL) dikenal juga dengan nama "Paper List" atau catatan2x time code yang ditulis pada kertas. EDL adalah pembuatan list atau urutan "shot" yang dipilih berdasarkan keputusan dari Sutradara dan Editor (atau tim asisten produksi) sebelum proses Off Line Editing. Sistem kerja dengan EDL ini akan membantu memudahkan editor untuk mempercepat kerja editing sekaligus mendapatkan hasil yang maksimal. Lalu bagaimana membuat EDL yang efisien dan berfungsi maksimal ? ada 4 simple way:

1. EDL pada saat syuting. Ini cara paling cepat, seorang asisten produksi (Time Keeper)langsung mencatat EDL yang disukai Sutradara pada saat syuting. Begitu Sutradara bilang OK! asisten produksi langsung mencatat dalam EDL. Untuk itu, selama produksi berlangsung, asisten ini harus selalu berada dekat dengan VTR Recording Player agar dapat memantau Time Code In & Out.

2. "Over Duration" Lima Detik. Setiap list pada time in & out selalu berikan durasi lebih sebanyak 5 detik. Ini diperlukan editor untuk dapat mengeksplorasi gambar dengan efek transisi yang dipakai. Dan bila dalam "Story Board" atau "Director Treatment" dibutuhkan efek transisi atau efek warna, lebih baik Over Duration ditambahkan.

3. "Two Notes System". Ada beberapa cara dan teknik dalam pembuatan EDL seperti sistem NG/G, A-B Mode Model, EDL on Rough Cut, dsb. Namun salah sistem yang mungkin bisa dicoba adalah teknik "Two Notes System" atau sistem membagi dua kelompok catatan. Dalam sistem ini, EDL yang dipilih dikelompokkan dalam 2 catatan yaitu EDL untuk master sequence/master scene dan EDL untuk Cutaway. Sistem ini memberikan kebebasan untuk editor untuk memilih Cutaway yang dinamis dan sesuai ritmik. Editor juga bebas berkreasi tanpa harus bergantung pada EDL saja. Sistem ini cocok untuk produksi dengan format features, soft news, magazine, reality show, tv dokumenter dan berbagai produksi yang menganut pendekatan roduksi "Unscripted & Unstructured stories". Artinya

4. EDL non Video. Ada empat EDL non Video yang sebaiknya dilakukan setelah EDL Video selesai, yaitu Musik (Theme Song, Backsound, Sound Effect, dsb), Voice Over, Still Image (Photo,Title, Caption) dan Graphic (ID Tune, Bumpers,Moving image, dsb).

Beberapa produksi industrialis yang mengejar deadline sering meninggalkan sistem EDL. Dan ini, oke2x saja asalkan sang Sutradara dan Editor sudah mengetahui Stock Shot yang akan dipakai. Umumnya, sistem editing kejar tayang "deadline" seperti ini tidak terlalu banyak menggunakan tapes, dan perbandingan "shooting ratio" tidak terlalu besar.

Dari Naratama

Semoga Bermanfaat.

Salam 7.

Gugun Junaedi

Senin, 05 Maret 2007

6.30 Dan Orang itu Pergi

Sutradara :Rinaldy Puspoyo
Penulis skrip : Adilla Dimitri, /Rinaldy Puspoyo
Pemain :Dinna Olivia, Winky Wiryawan,Adilla Dimitri
Produksi : Tangan Kiri Productions


Kita tidak pernah menyadari bahwa orang yang ada disekitar kita dan yang kita sayangi akan pergi meninggalkan kita. Seperti itulah gambaran cerita yang ingin disampaikan dari film 6.30.
Sebuah Film drama yang menggambarkan persahabatan antara Alit (Adilla Dimitri), Bima (Winky Wiryawan), dan Tasya (Dinna Olivia) yang tinggal di San Fransisco. Ceritanya sendiri merupakan hari terakhir Alit di San Fransisco dan dihari terakhirnya itu ia ingin menghabiskan waktu bersama kedua sahabatnya. hingga akhirnya apa yang Alit pendam selama 5 tahun itu keluar semua dihari terakhirnya seperti rasa cintanya kepada Tasya yang merupakan Klimaks dari film 6.30. Namun ada musibah yang tiba-tiba merubah Alit Ibunya mengalami kecelakaan pesawat, dan itu membuat saat itu menjadi saat yang diujung tanduk baginya(pas sedih Alit kurang menunjukan aktingnya, jadi kurang masuk walaupun ia nangis namun...)
Alur yang dibuat sangat lambat hingga sayapun susah mengenal karakter di film ini. Alit dengan dandananya yang santai juga rada slengeean lain dengan Bimo yang selalu rapi. juga Tasya seorang wanita karir yang sebenarnya masih menyimpan rasa terhadap Bima yang telah putus 3 tahun.
Yang seneng dari film ini adalah permainan karakter yang tidak main2 maksudnya tidak dengan karakter yang sok gimana pokoknya natural banget relevanlah dengan kehidupan kita. apalagi diisi oleh pemain yang sudah kita tahu aktingnya seperti Dina Olivia atau Wingki. Juga masuknya lagu Naif waktu muter2 naik Vespa
Melihat film ini juga seperti melihat tingkah laku warga Indonesia diluar negeri sana, ternyata sama juga gak nunjukin rasa Nasionalis. gak nunjukin keIndonesiaannya orang Indonesia.
Sayang saya kurang konsen ketika melihat film 6.30 ini apa dikarenakan berisik atau memang audio dalam film ini jelek. setiap ada dialog di Luar pasti Noise banget, dialognya kurang terdengar jadi gak tau yang diobrolin. padahal film ini kuat karena dialog2nya.
Namun Ada yang dalem dalam film ini yaitu pesan yang ingin disampaikan; apakah rasa kebencian antara mereka atau persahabatan yang mereka jalin,cinta, sebuah keputusan yang harus diambil.

Pas nonton Film 6.30 jadi ingat sahabat2ku: ada 2 perempuanku Tetik & Rofi juga Pejantan tangguh Lukman, Ari, Ronny.


Situs Resmi 6.30 : klik disini

Jumat, 02 Maret 2007

Hasil Cipta Karya 7 Jam

Terowongan Casablanca - Ingatan Lama Mulai Bersemi

Entah apa pikiranku menonton film ini, baru kali ini saya gak bener-benar menyimak sebuah Film. Apalagi pas selesai nonton tau bahwa ada penipuan poster (gak tau batasan dalam sebuah poster) Ada gambar bagus di posternya eh dalam filmnya gak ada sama sekali??? Dan pada menit2 awal lumayan panas dan ingatan lama mulai bersemi (ingat watu nonton misbar di kampung saya)adegan dengan tema film 90an yang puanas plusminus. penggunaan trik untuk adegan surr. Lagian ini juga rasa penasaran pengin nonton di bisokop yang baru kena musibah angin puting beliung (setelah bencana harga tiket dan parkir naik, serta karpet yang basah lumayan menyebabkan bau tidak sedap... tp don't wory be happy)

Film Terowongan Casablanca sendiri merupakan film ketiga dengan tema sama yaitu horor yang diproduseri oleh Shankar (gak tau hobby benar buat film hoororr) setelah Rumah Pondok Indah dan Hantu Jeruk Purut. Film ini bercerita tentang Tari (Asya Syara) yang menuntut balas atas kematiannya kepada Refa (VJ Nino), alur hanya berkutat pada teror yang dibuat mencekam, balas dendam, serta ada alur persahabatnnya juga. Selama film ini berlangsung rasanya tidak ada suara Wah di Mataram Theatre yang ada bengong kayak nonton Sinetron Azab Illahi.
Film ini juga merupakan tema urban legend terowongan casablanca yang juga dijadikan judul filmnya, namun apa yang didapat setelah nonton film ini gak sesuai banget dengan judulnya, malah harusnya judulnya Dendam Astari?? just kidd. tapi benar kayaknya memang keluar dari judulnya.
Film Terowongan Casablanca ini sedikit tertolong oleh permainan dari karakter yang diperankan Aldiansah, malah setiap ia muncul penonton merasa terhibur. Film ini sepertinya jauh bila dibandingkan dengan dua film yang diproduseri Shankar sebelumnya.
Permainan fast motion dan slow motion yang digunakan dalam film-film seperti ini ternyata memang cukup membantu menaikan emosi walaupun sedikit terasa dalam film ini. juga kalo menonton film-film horor pasti saya suka dengan artistiknya, namun selama nonton Terowongan Casablanca art yang dibangun kurang dimanfaatkan dengan baik. ini terlihat dengan jelas pada gambar-gambar yang kurang menarik dilihat. kalo ada yang menarik ya pas kuntilanak itu nyantai sebelum Ki Joko Bodo Datang (suka gambar, lightnya).
Penipuan Publik, wah ini yang saya rasakan ketika melihat poster yang mantabhm dengan tagline yang ngeri dan ada gambar mobil remuk lengkap dengan korbannya. ternyata dalam film ini tidak ada yang seperti di poster???
Selama nonton disebelah saya ada balita dan anak kecil yang ikut nonton dan ternyata mereka seperti tidak merasa nonton film horor, mereka terlihat nyantai setelah melihat film yang katanya akan mencetak box office nasional ini.