Senin, 12 Oktober 2015

Cerita Qurban dari ketinggian: KPAWW


September 25, 2015. Suara deru mesin truk perlahan terdengar semakin mendengung di setiap tanjakan berbatu yang dilalui. Para penumpang di atas truk terbuka bergoyang seiring jalan yang dilalui. Waktu menunjukan pukul 1 dini hari. Ditemani sinar bulan yang terlihat menawan dari balik batang pohon sengon, sekelompok orang yang bisa disebut para pecinta alam akan melakukan perjalanan bukan untuk mendaki gunung atau kegiatan luar ruang lainnya.

Di sela perjalanan berbatu di atas truk yang bergoyang, tercipta candaan dari mereka. Ada yang baru kenal, ada yang kenal lama namun baru bertemu kembali. Mereka menyatu di dini hari yang mulai dingin di ketinggian menuju sebuah kampung kecil di pelosok kabupaten Bogor.

Tujuan mereka hanya satu, berbagi di ketinggian dengan berkurban di daerah yang terpencil. Kemunitas Pecinta Alam Warna-warni, begitu mereka menyebutnya. Ada kebanggaan memang ketika menyebut nama komunitas tersebut. Selain melakukan kegiatan alam bebas, komunitas ini bisa bersama untuk kegiatan sosial yang sering mereka lakukan. Berawal dari kegiatan yang mereka sukai yaitu hiking, mereka diketemukan dari bermacam-macam profesi.

Hawa dingin mulai terasa, hampir satu jam lebih kami seperti digoncang, namun belum tampak tanda-tanda bahwa lokasi tujuan sudah dekat. Dari cerita pak Abdurahman bahwa desa tempat dia tinggal hanya berjarak tidak lebih dari 10 km. Dengan jalanan yang kami lalui memang tidak mudah menempuh 10 km dengan cepat. Canda tawa, guyonan menemani roller coaster ala truk muatan ini.

Kami sudah disediakan tempat untuk beristirahat untuk aktifitas besok di rumah pak Abdurahman. Lelaki istirahat di luar rumah, di teras. Sedangkan perempuan di dalam. Pukul 3 lebih kami baru sampai ke kampung Cibuntu - Cioray. Dan kamipun terlelap setelah melakukan perjalanan yang tak terduga di atas truk.

Ini kegiatan berkurban kedua yang dilakukan KPAW. Dengan total 14 kambing yang berhasil dikumpulkan dari pekurban yang mempercayakan qurbannya untuk di daerah yang memang lebih membutuhkan.

Suasana gotong royong dari warga kampung yang membantu proses penyembelihan dan keramaian ibu-ibu beserta anak-anak balitanya yang tidak sekolah menjadi pemandangan yang menyenangkan. Dengan pisau-pisau yang tajam mereka mulai membelah, mencacah daging-daging tersebut.

Pembagian berjalan lancar. Semua warga mendapat bagiannya masing-masing. Bahkan anak-anak juga mendapat bagiannya untuk disate bersama kawan-kawannya.

Menyenangkan sekali bisa berada di tempat seperti ini. Bersama mereka yang membagi kebahagiaan kepada orang lain. Bersama mereka yang mau meluangkan waktu untuk kegiatan seperti ini. Tidak ada yang tidak berguna dari diri kita, dan akhirnya saya sendiri bisa merasakan bahwa kami pulang dengan sebuah makna dari desa kecil di pelosok kabupaten Bogor.
semoga selalu diberi keberkahan

14 qurban

indahnya berbagi


kita harus terus berbahagia

si pitung tukang jagal

potong dulu
pic dari facebook kak Rudy & kak Mala

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mari kita buat semua ini menyenangkan.