Kamu pernah ke danau toba? Belum, jawabku saat itu. Itu
danau terdalam di dunia, itu merupakan sejarah super super volcano yang
pernah terjadi hingga terbentuk kaldera seperti sekarang ini. Iya, itu
yang aku baca. Selain hanya melihat beberapa keindahan gambar atau video
di timeline Facebook.
Keinginan untuk bisa ke
Sumatera utara semakin kuat ketika ternyata Lutfi juga sangat ingin
kesana, propinsi ke 8 terakhir yang belum dikunjungi. Katanya ia ingin
kesana karena ingatannya tentang pelajaran di Sekolah Dasar tentang
danau toba.
Beberapa calon project memang
menawarkan berada di sana, namun selalu belum terwujud. Tapi,
kesempatan selalu datang bagi yang selalu mengharap dan berusaha.
Project liputan ke beberapa daerah di Indonesia kembali datang, dan saya
disuruh memilih sendiri daerah yang akan didatangi.
Untuk istri tercinta yang ingin mewujudkan bisa berada di 34 propinsi Indonesia, saya memilihkan 3 lokasi yang belum pernah ia kunjungi, dan dia bisa ikut nebeng traveling. Sumatera utara menjadi pilihan pertama kala itu. Danau Toba, pesonanya yang ingin saya rengkuh akhirnya bisa terwujud, dan ini perjalanan cerita saya.
Untuk istri tercinta yang ingin mewujudkan bisa berada di 34 propinsi Indonesia, saya memilihkan 3 lokasi yang belum pernah ia kunjungi, dan dia bisa ikut nebeng traveling. Sumatera utara menjadi pilihan pertama kala itu. Danau Toba, pesonanya yang ingin saya rengkuh akhirnya bisa terwujud, dan ini perjalanan cerita saya.
Orang
pertama yang saya kenal di Sumatera Utara adalah Erwin Sirait, Driver yang akan
menemani kami selama 4 hari di Simalungun. Dia menjemput di Kuala namu,
salah satu bandar terbaik menurut saya. Badannya kecil dengan tato kecil
di tangan kirinya. Dia mengenalkan dirinya setelah kami masuk ke inova,
sebenernya kami meminta avanza saja karena lebih murah, tapi dia bilang
daripada rugi badan mending rugi sedikit uang. Dan, benar katanya rute
yang kami lalui memang membutuhkan diameter roda yang cukup lebar untuk
menghadapi lubang jalanan dari Medan menuju Simalungun.
Yang masih saya ingat selama perjalanan adalah sapi, kebun sawit, dan pos pemuda pancasila. Banyak sekali saya lihat pos-pos pemuda pancasila di rute Medan-simalungun ini. Kami berhenti istirahat untuk makan,dia mengantarkan kami ke warung halal katanya. Begitulah disana memang ada dua pilihan tempat untuk makan, tenang saja banyak kok yang bisa kita makan.
Kami bermalam di Pematang Siantar. Kota
yang cukup ramai di malam hari. Kami mencari makan malam yang cocok
dengan selera kami malam itu, untung saja saya bisa makan apa saja asal
enak dan lapar, meski nasi goreng jika ditambah ayam, ikan, kuah soto,
kerupuk, emping, sambal itu akan menjadi nikmat.
Pekerjaan
dimulai pada esok paginya, jalanan kabupaten Simalungun mulai
menunjukan kehijauannya. Jalanan berbukit dengan pasar yang kami lewati
selalu terlihat ramai. Dan juga penjual makanan ternak babi, yaitu ampas
tahu.
Hari pertama kami langsung diajak ke
landmark propinsi Sumatera Utara ini, danau toba. Dari jalanan yang
terus menanjak di simalungun saya mulai melihat bulir cahaya pada air
dari kejauhan. Itukah danau toba yang banyak orang bicarakan. Semakin
dekat, saya semakin melihat luasnya danau terdalam ini. Melintasi bukit
berkelok dengan sisi kanan adalah danau toba. "nanti kita berhenti di
sana, tempatnya bisa mendapatkan view yang bagus" kata pak yang mengantar
kami. Kami ikut saja, menurut saya dimanapun view danau toba ini,
seperti selalu terlihat menarik.
Saya mengambil
beberapa shoot untuk kebutuhan gambar. Meski langit tidak begitu seperti
yang saya inginkan, pemandangan yang tersaji di depan mata saya adalah
sebuah keindahan. Lutfi sudah asik sendiri mencari spot foto untuk
instagramnya. Kalau foto di lokasi ini harus bayar 5000 perorang. Pulau
Samosir terlihat sangat besar mengisi bagian tengah danau toba. Besok
kami akan kesitu, memutarinya sampai brastagi dan menuju medan.
Pekerjaan
kami sangat cepat selesai di Simalungun, itu artinya sisa waktu yang
ada adalah liburan. Yak kami akan liburan di danau toba. Berputar2 di
samosir, mencari rumah adat asli sumatera selatan dan mendengar
penuturan kisah dari penghuninya. Tempat pertama adalah rumah pengsingan
Bapak pendirij bangsa ini, pak Karno pernah diasingkan di danau toba.
Lihatlah dan rasakanlah apa yang pak Karno lakukan ketika di tempat ini.
Saya membayangkan sosoknya keluar rumah, menikmati senja di hadapannya.
Dia, tersenyum melihat nelayan dari kejauhan, atau dia tersenyum
menyadari bahwa negeri yang tanahnya ia perjuangkan begitu indah.
Sebelum
menuju samosir kami mengisi makanan dulu, baru kemudian akan menuju ke
pelabuhan yang akan mengantar kami ke samosir. Saya membaca kembali
gapura bertuliskan selamat datang di kabupaten lain Ternyata danau toba
ini cukup luas dan berada di wilayah beberapa kabupaten di sumatera
utara.
kapal gagal berangkat |
Rencana kami berubah, ternyata kapal yang
akan membawa kami menyeberang tak bisa berangkat, kapal berikutnya
berangkat pukul lima, itu artinya selama 6 jam kami harus menunggunya.
Akhirnya lutfi merubah rencana dengan mendatangi temannya di balige, dan
juuus kami langsung menuju ke balige. Hujan deras menemani kami di
perjalanan menjju balige. 3 jam yang bisa membuat saya tertidur.
Kami
sampai di balige, sebuah tempat bernama helo toba. Semacam showroom
dengan produk kerajinan dan cinderamatakhas sumatera utara. Kami bertemu
simon dan dia mengajak serta mengantar kami untuk melihat sekaligus
mengambil gambar sunset dengan spot terbaik. Sebelumnya kami disajikan
kopi dari toba.
Kami sempat khawatir karena hujan tak kunjung reda, sepanjang perjalanan hujan terus menerus turun tanpa ada tanda untuk berhenti. bahkan ketika kami diajak ke pantai yang sebenarnya danau ini hujan masih turun. sekedar untuk mengambil foto rumah adat di pinggiran danau toba juga gagal karena hujan.
Kami melanjutkan menuju spot sunset sambil berharap hujan mereda. kami mendapat bonus sebuah pelangi yang terlihat sangat indah dari balik jendela mobil. bukan hanya satu pelangi, melainkan dua pelangi. Kamipun memakasa turun meskipun masih hujan, dengan berhati-hati saya mengeluarkan kamera untuk mengambil momen ini. sambil terburu-buru saya mengambil momen berharga ini. sampai saya sendiri lupa lens cap tertinggal di tempat ini.
Setelah mengambil gambar pelangi kami melanjutkan menuju bukit sunset. Kamu tahu Ronggur terbunuh di tempat ini, di sini terkubur jasad ronggur. Penjahat keren yang ada di film Toba Dream. Saya mengingat pengalaman visual saya ketika melihat film Toba Dream yang memang keren ini. oh inikan lokasi suting film itu.
Angin langsung menusuk tanpa permisi, hanya kaos yang saya kenakan waktu itu, tanpa tahu bahwa kondisi di tempat ini adalah angin dingin. dan saya pun menggigil. Rasa dingin terkalahkan dengan motivasi untuk sedikit mengambil gambar Toba dari tempat ini. Lutfi masih terlihat bahagia meski sedikit kedinginan. Kami menyempatkan untuk berfoto bersama sebagai bukti bahwa kami sudah sampai di tempat istimewa ini.
Tanpa berlama-lama kamipun segera masuk kembali ke mobil untuk menghindari angin dingin di bukit Ronggur saya menyebutnya, sebuah lokasi makam yang sangat cantik di atas kaldera toba. Sambil tertawa mengingat kejadian dingin ini kami berlalu dari tempat ini dan berharap bisa kembali ke tempat indah ini dengan persiapan yang lebih baik.
Wah bikin ngiri aja nih, jalan terus..
BalasHapus