Rabu, 06 Oktober 2010

Sebelum 1000 Burung Kertas

Sore menjelang malam. "Gimana? sudah siap untuk membuat sebuah harapan melalui kertas-kertas ini?" Suara seseorang dengan penuh semangat membuka obrolan diujung sore menjelang malam. "Dulu saya membuat 1000 burung kertas untuk seseorang yang selalu ada di doa-doaku, hampir selesai sebelum ada sesuatu yang harus menghentikan."

"Aku masih ingat." Lihatlah, pupil matanya bergerak menuju sudut kiri atas, terlihat sangat menawan perempuan didepan kami ini. Setelah berhenti sejenak ia melanjutkan kembali kisahnya. "Dulu ketika ayahku menceritakan cerita tentang Sadako yang malang, sebelum ia berhasil melipat kertas-kertas menjadi sebentuk burung kertas ia tertidur selamanya dalam impiannya untuk menyelesaikan 1000 burung kertas. Padahal waktu itu Sadako baru menyelesaikan 644 buah burung kertas. Setelah ia meninggal ternyata ada teman dan keluarganya membantu menyelesaikan 1000 burung kertas itu. Bukan burung kertasnya tapi aku melihat sebuah ikatan emosial yang tinggi dari budaya orang jepang itu. Sampai sekarang aku gak tahu apa sebenarnya yang diharapkan Sadako, harapannya dengan melipat 1000 burung kertas. Apakah agar tidak lagi ada anak-anak yang menderita seperti dirinya dulu ketika menjadi bagian dari tragedi bom atom Hiroshima."

Kami hanya duduk mendengarkan cerita dari teman telapak tangan kasar diantara dua beringin. Dia membawa seseorang itu berkumpul bersama kami, memberikan sebuah kenangan pada suatu sore. Kertas berwarna yang seharusnya sudah menjadi beberapa burung kertas masih terlihat rapi. Kami masih begitu memperhatikan setiap kata yang dikisahkan teman dari telapak tangan kasar diantara dua beringin.

1000 burung kertas, memang saya pernah mendengar cerita itu dari perempuan yang pasti sudah mengetahui cerita tentang Sadako, saya yakin itu. Sri, orang yang tidak suka mendengarkan orang berbicara tentang sebuah hal yang tak mungkin terjadi. Orang yang selalu memikirkan bahwa beratus-ratus, ribu kilometer dari sini kenapa masih ada peperangan yang sebenarnya tidak perlu terjadi. Sri Bintang Delima, sebelum tidak ada yang berkata realitas itu belum selesai.

Saya tuliskan surat yang lalu tentang rencana membuat 1000 burung kertas, kukabarkan padamu nanti. Sudah banyak teman yang akan membantu, diantaranya orang yang ingin sekali bertemu denganmu. Bahkan temanmu memberi masukan yang sangat menarik tentang kultur Jawa, mungkin jika ada kamu kita akan sepakat bahwa ini bukan tentang suatu kultur jepang maupun jawa tetapi bagaimana kita mengapresiasi terhadap bentuk keindahan oleh ikatan emosional yang terbentuk dari 1000 burung kertas itu. Kita akan sepakat bahwa keindahan tak bisa dibatasi oleh sebuah kultur.

Salam damai dari Jogja.

Gugun
(merakit harapan bersama beberapa kawan disudut Nagan: Greg, Vani, Rizki, Dhea)


2 komentar:

  1. mas ini di upload di kompasiana sih,, sepertinya akan menyenangkan :D, oh ya aku juga punya catatan tentang 1000 orizuru lho, cekidot http://menatapsenja.wordpress.com/2010/01/11/1000-orizuru/

    BalasHapus
  2. Akan menyenangkan dan pasti menyenangkan.

    BalasHapus

Mari kita buat semua ini menyenangkan.