Sabtu, 12 Maret 2011

Nyanyian Belalang Tua

Belalang itu cantik, dua antena itu mengingatkanku akan bando perempuan pinggir kali. suara gesekan sayapmu itu selalu saja membayangkanku akan suasana desaku yang hening setelah Isya.

Apakah kau tahu kawan bahwa belalang ini merupakan salah satu hewan istimewa dalam Islam. Belalang menurut cerita dari guru ngajiku dulu adalah binatang kedua setelah ikan yang halal untuk dimakan setelah tidak bernyawa. begitu istimewanya serangga satu ini, uh belalang tua di ujung usia.

Dipinggir ilalang itu, terdengar alunan beberapa gesekan sayap belalang. tak terasa hanya ada saya dan beberapa belalang di tempat itu. hampir setengah jam saya menikmati alunan musik sayap tersebut.

Nyamuk tak berani mendekat, itu perintah salah satu belalang hijau yang tak pernah saya temui keberadaanya. Saya mendapat kabar bahwa belalang hijau yang bernama Kranos itu merupakan salah satu belalang ternama di perkebunan itu. segala perintahnya akan di patuhi oleh segala macam bentuk serangga. Kemungkinan Nyamuk yang biasanya nakal harus patuh malam itu, tidak menggigit tamu agung yang menyaksikan konser resital belalang itu.

Ada lagi belalang coklat yang dari ketika saya datang sudah berada di dahan ketela. Tubuhnya sedikit lebih besar dari yang lain. Sepertinya ia seorang belalang betina. Kedua antenanya bergerak ke segala arah, saya berpikir diantara belasan belalang yang terlihat hanya dia yang selalu menggerakan kedua antenanya. Apakah dia konduktor konser malam itu.

Ternyata memang benar, salah satu belalang dengan cakar panjangnya memberitahukan bahwa dia belalang coklat besar itu merupakan konduktor konser malam itu. Dia bernama Sound of Musik, tanpa berpanjang lebar belalang cakarpanjang itu menceritakan bahwa kenapa namanya Sound of Musik karena ia sangat suka film Sound of Music, hingga ia memberikan kalimat itu menjadi namanya.
Kranos
Sound of Musik merupakan belalang tua di kelompok belalang kebun ini. Karena kepemimpinannya dalam grup musik ini membuat setiap malam di kebun menjadi sebuah panggung megah pertunjukan musik sayap belalang. Apalagi jika sehabis hujan kelompok katak yang dipimpin Kujero ikut dalam orkesta alam ini. Namun setelah menu Swieke laris manis, Kujero dan kelkompoknya hampir selalu bersembunyi menghindari ulah manusia yang ingin memasaknya menjadi makanan enak di pinggiran jalan kota itu.

Malam itu setiap belalang menunjukan kepiawaianya memainkan sayap-sayap mereka. alunan itu menarik perhatian serangga hitam dengan suaranya yang kata orang paling berisik. Kelompok Jangkrik yang dipimpin Paman Erik menjadikan orkesta malamitu semakin semarak.

Satu setengah jam berlalu mendengarkan alunan harmoni gesekan sayap serangga kebun. Dan tanpa sadar sayapun terlelap di cakruk pinggir kebon. Dua orang kawan yang dari tadi mencari belalang untuk dibakar sudah kembali dari tengah kebun, di tangan mereka beberapa ikat belalang telah didapat. Saya terbangun, disamping saya sudah terdapat gorengan belalang khas Gunung Kidul, lengkap dengan saos dan kecap sebagai pelengkap.

Satu belalang coklat besar ada ditangan siap dimakan, belalang itu mengingatkanku pada mimpi sore tadi bersama orkesta belalang tua pinggir kebun. oh yang malang Kranos sang pemimpin, Sound of Musik sang konduktor juga Kujero si kodok dan juga pasukan Jangkrik yang di pimpin Paman Erik. Apakah ini mereka atau belalang lain.

(eh di kampung ingat rutinitas berburu belalang, jangkrik bahkan manuk emprit kemudian di bakar rame-rame)

3 komentar:

Mari kita buat semua ini menyenangkan.